Sunday 31 July 2016

Mr. Movie-Man ...

Dalam sebuah siklus industri perfilman, ada banyak sekali sosok yang berpengaruh. Mulai dari produser, sutradara, cameraman, tim make-up, editor, aktor dan seabrek yang lainnya. Sorry, saya nggak bermaksud menyinggung para ABG alay-cabe-ababil yang cuma paham Aliando dan “Boy” Anak Jalanan...




Mereka punya tugasnya masing-masing dan saling terhubung satu sama lain, hingga membuat sebuah lingkaran produksi film yang bisa kita nikmati di bioskop-bioskop kesayangan… Atau mungkin tepatnya di situs film gretongers kesayangan, kalau artikel ini ‘Based-on Indonesia’. Nah, bagaimana jika ada pertanyaan seperti ini: Dalam sebuah siklus pembuatan film, Sosok mana yang menggambarkan karakter kita? 



Kepribadian saya mungkin bukanlah seorang Cameraman, yang jago menghipnotis mata penonton untuk terfokus selama film diputar. Bukan juga seorang Editor yang punya kreatifitas dan imajinasi tinggi, untuk menggabungkan beberapa scene menjadi satu kesatuan film yang utuh… Meskipun khayalan ini selalu merangsang untuk bisa jadi salah satunya.

Karena tingkat ke-baperan dan keromantisan EA’s Blogging yang tergolong rendah, seorang Penulis Naskah mungkin juga bukan karakter yang tepat bagi saya. Jangankan untuk membuat penonton terlarut dalam suatu adegan, bahkan untuk membuat pacar tersayang tersipu malu pun sulitnya luar biasa – buat saya. Fyuh, susahnya nulis paragraf ini euy...



Berakting menjadi sosok yang diperintahkan untuk ribuan atau mungkin jutaan penonton? Ah, berpidato di hadapan teman SMA pun sudah membuat seragam saya basah kuyup keringat dingin, sampai tak bisa tidur (karena membayangkan betapa bodohnya muka saya waktu itu, wkwkwk)… So, Aktor mungkin adalah karakter yang paling nggak masuk akal buat EA’s Blogging. Meskipun di dunia ini nggak ada yang namanya impossible - Kalau nggak percaya, coba tanyakan ke Tom Cruise…





So, Apa karakter yang Kang Eno inginkan…?

Jika ditanya demikian, seorang Sutradara mungkin adalah jawabannya. Ia punya pengetahuan tentang berbagai teknik di posisi pendukung lain, tapi tak pernah menjadi salah satunya. Mampu mengubah sebuah dialog yang terkesan biasa jadi luar biasa, tapi bukan berarti ia lebih baik dari sang penulis naskah. Mampu merangsang actor/aktris mengeluarkan semua potensinya, tapi bukan berarti bisa berakting…

Karena satu-satunya hal yang dibutuhkan darinya adalah kemampuan untuk menginspirasi – baik bagi sesama yang terlibat dalam lingkaran perfilman, maupun penonton yang menyaksikan karyanya...


So, karakter apa yang menunjukkan kepribadian Brosist sekalian…? Saya harap sih bukan cuma jadi penonton, apalagi yang setia ngantri di situs gretongers...

No comments:

Post a Comment